ORAY

. ULAR BERBISA MENENGAH
Boiga dendrophila
Species : Boiga dendrophila Boie, 1827
N.I. : Mangrove Snake, Ular Cincin Emas, Ular Taliwongso
a. Ciri-ciri :
- Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur. Ada juga yang berwarna hitam putih.
- Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
- Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
- Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
- Panjangnya ± 2500 mm
b. Habitat : Pohon, hutan bakau
c. Aktivitas : Noctural, malam hari
d. Tipe gigi : Ophiestoglypha
e. Makanan : Burung, telur, tikus
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang, Singapore,Malaysia,Philipine, Siam, Nias
Dryophis prasinus
Species : Dryophis prasinus Boie,1827
N.I. : Green Whip Snake, Oriental Whip Snake, Gadung Pari (Jawa), Ular Daun, Ular Pucuk (Jawa Barat).
a. Ciri-ciri :
- Tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
- Saat ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihat warna hitam putih dan biru
- Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
- Tubuh bagian ventral berwarna hijau
- Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
- Mata horizontal, panjangnya ± 2000 mm
b. Habitat : Pepohonan, arboreal
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Makanan : Kadal, katak
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang,
Homalopsis bucatta
Species : Homalopsis buccata Linne, 1766
N.I. : Puff-faced Water Snake, Elephant Snake, Ular Buhu (Jawa), Ular Kadut
a. Ciri-ciri :
- Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan, kelabu kehijauan atau kelabu tua gelap sampai hitam. Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
- Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
- Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
- Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
- Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
- Panjangnya ± 1000 mm
- Jika marah memipihkan tubuhnya
b. Habitat : setengah perairan, sungai, kolam
c. Aktivitas : Noctural
d. Tipe gigi : Ophistoglypha, jika menggigit, giginya cenderung tertinggal
e. Makanan : Ikan
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan
Enhydris enhydris
Species : Enhydris enhydris
N.I. : Rainbow Water Snake, Ular Diwel, Ular Duwel (Jawa)
a. Ciri-ciri :
- Tubuh bagian dorsal berwarna coklat abu - abu, ada corak garis memanjang dari kepala hingga ekor
- Tubuh bagian ventral berwarna putih dan terdapat garis abu – abu memanjang hingga ekor
- Badan pendek, badan gemuk /besar
- kepala kecil berbentuk oval
- Panjangnya ± 750 mm
- Jika marah memipihkan badannya
- Gerakannya cepat terutama kalau di air
b. Habitat : setengah perairan, sungai, tempat berlumpur
c. Aktivitas : noctural
e. Makanan : Ikan
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan
Ular-air pelangi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
?Ular-air Pelangi


Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Reptilia

Ordo: Squamata

Upaordo: Serpentes

Famili: Colubridae

Genus: Enhydris

Spesies: E. enhydris

Nama binomial

Enhydris enhydris
(Schneider, 1799)
Ular-air pelangi adalah sejenis ular dari suku Colubridae, anak suku Homalopsinae. Ular ini dinamakan demikian karena warna-warni di tubuhnya menyerupai jalur-jalur warna pada pelangi, meski biasanya tidak begitu cerah. Dalam bahasa Inggris disebut dengan nama rainbow water-snake. Umum mengenalnya sebagai ular air, uler aer (Betawi), ulo banyu (Jawa), dan lain-lain. Sementara nama ilmiahnya adalah Enhydris enhydris (Schneider, 1799).

Pemerian
Ular yang umumnya bertubuh relatif kecil sampai sedang, panjang maksimum lebih sedikit dari 80 cm, meski kebanyakan antara 50-60 cm. Berkepala kecil, meski sering berperut gendut, dan berekor pendek.
Punggung (dorsal) umumnya berwarna coklat muda zaitun hingga abu-abu kehitaman, dengan sepasang garis yang kabur batasnya, berwarna lebih terang kecoklatan, agak jauh di sebelah menyebelah garis tulang punggungnya. Sisi samping badan (lateral) sebelah bawah berwarna terang kekuningan atau keputihan, dibatasi dengan garis zigzag kehitaman di sepanjang batas dengan sisik-sisik ventral (perut). Terkadang terlihat garis warna merah jambu agak samar di bagian terang ini, serupa dengan pola renda memanjang. Sisi bawah tubuh (ventral) kekuningan atau keputihan, kadang-kadang dengan bintik-bintik atau garis samar sepanjang garis tengahnya.
Sisik-sisik dorsal tersusun dalam 21 deret. Sisik ventral 150-177 buah, sisik anal (yang menutupi anus) sepasang/berbelah, sisik subkaudal (sisi bawah ekor) 47-78 pasang.
Kebiasaan dan penyebaran
Bersama dengan kerabatnya, ular lumpur E. plumbea, ular-air pelangi kerap ditemui di saluran-saluran air, kolam-kolam ikan, lingkungan sawah, rawa dan sungai-sungai kecil yang berarus tenang. Ular-ular ini amat gemar memangsa ikan kecil-kecil, dan seringkali menjadi hama di kolam-kolam pemeliharaan ikan. Mangsa lainnya adalah kodok, termasuk berudunya, dan diperkirakan juga kadal.


Ular-air pelangi di tepi sebuah rawa
E. enhydris –seperti umumnya Homalopsinae– berbiak dengan 'melahirkan' anaknya (ovovivipar). Yakni, telur berkembang sempurna dan menetas dalam perut induknya, untuk kemudian keluar sebagai ular kecil-kecil. E. enhydris melahirkan hingga 18 anak pada satu musimnya.
Di waktu pagi dan siang, ular-air pelangi kerap terlihat mengeluarkan kepala dan sebagian badannya dari air, dan berdiam diri menyerupai ranting kayu yang muncul dari dalam air. Ada kalanya beberapa ekor ular muncul bersama dalam jarak yang tidak berapa jauh.
E. enhydris mudah ditangkap dengan jerat. Di desa-desa di Jawa, anak-anak setempat biasa menangkapnya dengan berbekal jerat dari lidi daun kelapa yang masih segar. Ular ini umumnya jinak dan tak mau menggigit, sehingga kerap menjadi mainan anak-anak. Meski termasuk katagori ular berbisa lemah (mildly venomous), hampir tak pernah ada laporan mengenai kasus gigitannya.
Kebanyakan ular-ular marga Enhydris --sejauh ini telah dideskripsi 23 spesies dari marga ini, termasuk jenis ular baru E. gyii (ular-lumpur Kapuas) yang mampu berubah warna-- menyebar lokal atau terbatas. Hanya E. enhydris dan E. plumbea yang luas agihannya.
E. enhydris diketahui tersebar luas mulai dari Pakistan dan Nepal di barat, India, Bangladesh, Burma, Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Borneo hingga Sulawesi di timur.
Ular birang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?Ular Birang


Oligodon octolineatus,
dari Darmaga, Bogor

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Reptilia

Ordo: Squamata

Famili: Colubridae

Upafamili: Colubrinae

Genus: Oligodon
Boie, 1827

Spesies: O. octolineatus

Nama binomial

Oligodon octolineatus
(Schneider, 1801)
Ular birang (Oligodon octolineatus) adalah sejenis ular yang bertubuh kecil, anggota suku Colubridae. Ular ini juga dikenal sebagai ular pitar atau dalam bahasa Inggris, Striped Kukri Snake.

Identifikasi


Close-up kepala
Lihat pada Sisik ular untuk istilah-istilah yang digunakan di sini.
Ular birang adalah sejenis ular yang cantik. Warnanya kecoklatan dengan 3-4 pasang garis atau pita hitam memanjang, yang paling atas paling tebal (octolineatus berarti: dengan delapan garis). Pita jingga atau merah terang metalik berjalan tepat di atas tulang punggungnya (vertebrae) hingga ke ekor, yang merupakan ciri khas ular ini[1]. Demikian pula pola coreng simetris kehitaman di atas kepalanya, yang menjadi pertanda kebanyakan marga Oligodon.
Sisi bawah tubuh putih di sebelah depan (anterior) dan kemerahan sampai merah jambu di bawah ekor. Panjang tubuh hingga sekitar 70 cm[2].
Sisik dorsal (punggung) tersusun dalam 17 deret. Sisik ventral (perut) berjumlah 155-197, sisik anal tunggal, dan sisik subkaudal antara 43-61 pasang. Sisik bibir atas (supralabial) 6 pasang, yang ke-3 dan ke-4 menyentuh mata.[1]
Dinamai juga ular kukri dalam bahasa Inggris, berdasarkan bentuk taringnya yang terletak di mulut bagian belakang. Kukri adalah pisau khas yang biasa digunakan tentara Gurkha.
Kebiasaan dan penyebaran
Kerap kali ditemui di dataran rendah, ular birang diketahui hidup hingga ketinggian 1.000 m dpl[3]. Habitatnya meliputi hutan, kebun atau taman[3], kebanyakan ular kecil ini aktif di malam hari (nokturnal)[2]. Di wilayah sebarannya, ular ini sering terlihat menyeberangi jalan aspal yang hangat di malam hari.
Ular ini memangsa kecebong, kodok, kadal, dan juga ular lain; serta telur-telur burung, kadal dan kodok[2]. Ular birang bertelur hingga 4-5 butir sekali[4].
Ular birang termasuk jinak, tidak suka menggigit jika ditangkap atau dipegang dengan hati-hati. Bila merasa terganggu, ia mengeluarkan semacam bau tidak enak dari pangkal ekornya. Terkadang untuk menghindari gangguan, ular ini menyembunyikan kepalanya di bawah badannya yang bergelung dan memperlihatkan sisi bawah ekornya yang kemerahan.[5]
Ular birang menyebar di Semenanjung Malaya, Singapura, Sumatra, Nias, Bangka, Belitung, Kepulauan Riau, Jawa, Sulawesi, Kalimantan[2] (termasuk Sarawak, Sabah, Brunei[3]), dan juga Sulu[4].